Planet mirip Yupiter ini  sebenarnya lahir di galaksi lain, namun kemudian ditangkap oleh Bima  Sakti sekitar 6 sampai 9 miliar tahun yang lalu. Efek samping dari  kanibalisme galaksi membawa sebuah planet yang dulunya jauh kini berada  dalam jangkauan para astronom untuk kali pertamanya.
Planet ini  ditemukan oleh tim astronom dari Max-Planck-Institut fur Astronomie  (MPIA), Heidelberg, Jerman. Tim peneliti meneliti pergerakan HIP 13044  menggunakan teleskop di sebuah observatorium di selatan Eropa,  La Silla  Observatory di Chile.
Setelah enam bulan  pengamatan, mereka meneteksi gerakan-gerakan kecil yang melawan tarikan  gravitasi planet yang mengorbit.
Yang membuat bangga, astronom asal Indonesia, Johny Setiawan didaulat jadi pemimpin proyeknya.
Yang membuat bangga, astronom asal Indonesia, Johny Setiawan didaulat jadi pemimpin proyeknya.
“Bagi saya, itu adalah kejutan besar,” kata pemimpin tim, Johny  Setiawan dari MPIA, speerti dimuat SPACE.com, 18 November  2010.  “Kami tidak mengharapkan itu pada awalnya.”
Tim peneliti  yang dipimpin Johny Setiawan membeberkan hasil observasinya secara  online dalam situs Science  edisi 18 November.
Ukuran  planet ini  25 persen lebih besar dari Jupiter. Ia mengorbit bintang  HIP 13044  yang jaraknya 2.000 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi  Fornax.
Planet HIP 13044b berada sangat dekat dengan bintangnya  itu. Jarak terdekat dengan bintang induk sekitar 8 juta kilometer atau  5,5 persen jarak Bumi dan Matahari. Planet menyelesaikan orbit setiap  16,2 hari.
HIP 13044b selamat dari fase penuaan bintang — yang juga akan  dialami Matahari sekitar 5 miliar tahun lagi.
Penemuan  ini memaksa para astronom memikirkan kembali ide-ide mereka tentang  formasi planet dan kelangsungan hidupnya.  Apalagi, ini adalah planet  pertama yang ditemukan mengelilingi bintang yang sangat tua dan miskin  logam.
Johny setiawan memperkirakan, nanti, saat Matahari memasuki fase  penuaan, menjadi raksasa merah, Bumi mungkin tak akan selamat.
“Planet-planet dalam, termasuk Bumi, mungkin tidak akan bertahan  hidup,” kata Johny Setiawan.
“Tapi Jupiter, Saturnus dan  planet-planet luar mungkin pindah mendekat ke orbitnya, persis seperti  yang kami deteksi.”
Dalam  kasus HIP 13044b, planet ini adalah korban yang selamat. Namun, ia tak  akan hidup selamanya. Sebab, bintang induknya akan terus berkembang  dalam tahap evolusi berikutnya. Planet ini akan tertelan.
Sekilas tentang Johny Setiawan
Johny Setiawan adalah astrofisikawan muda asal Indonesia yang bekerja di Max Planck Institute for Astronomy (MPIA), Jerman. Hebatnya, ia orang non-Jerman yang dipercaya sebagai ketua tim proyek.
Johny Setiawan adalah astrofisikawan muda asal Indonesia yang bekerja di Max Planck Institute for Astronomy (MPIA), Jerman. Hebatnya, ia orang non-Jerman yang dipercaya sebagai ketua tim proyek.
Pria  kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1974 ini menamatkan S-1 dan S-3-nya di  Freiburg, Jerman.
Sebelumnya,  engan teleskop 2,2 meter di La Silla, Cile, Johny berhasil menemukan  planet baru: HD 11977 B. Planet ini berjarak 200 tahun cahaya dari bumi .  Planet berukuran 6,5 kali Jupiter ini mengitari bintang raksasa HD  11977A. Sebelum merilis temuannya, Mei lalu, Setiawan memelototi bintang  itu sejak 1999.
Sebelumnya, pemuda kelahiran Jakarta, 16 Agustus  1974, ini juga menemukan dua bintang raksasa baru, HD 47536B dan HD  122430B, pada 2003.
Sumber : http://dimas94.wordpress.com/2010/11/19/astronom-asal-ri-temukan-planet-yang-lebih-besar-25-dari-planet-jupiter/





0 komentar:
Posting Komentar